Sorottajam.com - Olahraga padel tengah menjadi tren baru di berbagai kota besar Indonesia. Dalam waktu singkat, olahraga raket yang menggabungkan unsur tenis dan squash ini menjelma menjadi simbol gaya hidup modern, terutama di kalangan muda, profesional, hingga selebritas.
Padel dimainkan di lapangan berdinding kaca berukuran lebih kecil dari tenis, menggunakan raket tanpa senar dan bola mirip bola tenis. Permainan dilakukan berpasangan (dua lawan dua), dengan gaya permainan cepat, dinamis, namun tetap mudah diikuti bahkan bagi pemula.
Dalam dua tahun terakhir, sejumlah lapangan padel bermunculan di Jakarta, Bali, Bandung, hingga Surabaya. Banyak yang berdiri di kawasan perumahan elit, hotel, dan pusat kebugaran premium. Klub seperti Jakarta Padel Club, The Padel Haus, hingga Bali Padel Club kini menjadi tempat favorit komunitas olahraga dan hiburan.
Kepopuleran padel juga dipicu oleh kehadiran para selebritas dan influencer yang kerap membagikan momen bermain di media sosial. Video pendek tentang padel di TikTok dan Instagram memperlihatkan permainan cepat dan gaya berpakaian sporty yang estetik—mendorong banyak orang ingin ikut mencoba.
Berbeda dengan tenis yang membutuhkan teknik tinggi, padel relatif mudah dikuasai. Servis dilakukan di bawah pinggang, dan pantulan dinding kaca membuat permainan lebih interaktif serta menantang. Faktor ini membuatnya cocok untuk semua usia dan tingkat kebugaran.
Demam padel juga membuka peluang bisnis baru. Dari pembangunan fasilitas, penyewaan lapangan, hingga penjualan perlengkapan dan busana olahraga khusus padel, semuanya menunjukkan pertumbuhan signifikan. Beberapa investor bahkan mulai melirik padel sebagai industri gaya hidup baru di Indonesia.
Tidak berhenti di sana, turnamen-turnamen mulai digelar, seperti Jakarta Padel Open dan Indonesia Padel League, yang mengundang pemain lokal maupun ekspatriat.
Dengan perkembangan pesat ini, banyak pihak memprediksi padel akan menjadi olahraga utama berikutnya di Tanah Air, setara dengan popularitas golf dan tenis di masa lalu.
