Sorottajam.com - Ubisoft resmi memperkenalkan anak perusahaan baru bernama Vantage Studios. Studio ini dibentuk untuk mengelola beberapa waralaba gim populer milik Ubisoft, seperti Assassin’s Creed, Far Cry, hingga Rainbow Six.
Menurut laporan Engadget pada Kamis, pembentukan Vantage merupakan bagian dari restrukturisasi besar yang diumumkan Ubisoft pada Maret lalu. Langkah ini turut didukung investasi sebesar 1,16 miliar euro (Rp22,6 triliun) dari Tencent, yang kini memegang saham minoritas di Vantage.
Vantage dipimpin oleh dua co-CEO, Christophe Derennes dan Charlie Guillemot. Guillemot menegaskan bahwa tujuan utama restrukturisasi ini adalah memberi tim kebebasan, fokus, serta tanggung jawab lebih besar agar bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan pemain secara cepat.
“Dengan struktur baru ini, proses pengambilan keputusan akan lebih singkat dan fleksibel,” kata Guillemot.
Ubisoft menyebut Vantage sebagai “rumah kreatif” pertama dari beberapa studio serupa yang akan dibentuk di masa depan. Konsep ini diharapkan memperpendek jalur komunikasi antara pengembang dan komunitas, sehingga ide serta masukan pemain dapat langsung diterapkan.
Vantage akan beroperasi di berbagai kota, antara lain Montréal, Quebec City, Sherbrooke, Saguenay, Barcelona, dan Sofia. Nama “Vantage” sendiri dipilih melalui pemungutan suara yang melibatkan sekitar 2.300 karyawan. Tencent hanya berperan sebagai penasihat strategis, sementara keputusan penting tetap ada di tangan co-CEO.
Kehadiran studio baru ini menjadi jawaban Ubisoft setelah menghadapi masa sulit, mulai dari penutupan studio hingga pemutusan hubungan kerja. Meski demikian, perusahaan berhasil bangkit lewat kesuksesan Assassin’s Creed: Shadows.
Sebagai tambahan, sejumlah judul besar seperti Assassin’s Creed, Far Cry, dan Rainbow Six kini juga tersedia di layanan Game Pass milik Microsoft, yang baru saja mengumumkan kenaikan harga berlangganan hingga 50 persen.