Sorottajam.com - Mantan Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin, kembali menarik perhatian dunia berkat gagasannya mengenai penerapan pekan kerja empat hari tanpa mengurangi produktivitas nasional. Ide tersebut dinilai sebagai langkah visioner yang mencerminkan keseimbangan antara efisiensi ekonomi dan kualitas hidup masyarakat modern.

Sanna Marin, yang sempat menjadi perdana menteri termuda di dunia pada usia 34 tahun, mengusulkan agar masyarakat mempertimbangkan model kerja yang lebih singkat, seperti empat hari kerja dalam seminggu atau enam jam kerja per hari. Gagasan ini muncul di tengah meningkatnya otomatisasi dan perkembangan teknologi yang memungkinkan pekerjaan diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif.

Meskipun usulan tersebut belum pernah dijadikan kebijakan resmi pemerintah Finlandia, ide Marin telah memicu perdebatan global mengenai masa depan dunia kerja. Banyak kalangan menilai wacana ini sejalan dengan tren baru yang menekankan keseimbangan antara produktivitas, kesehatan mental, dan kehidupan pribadi.

Beberapa negara, seperti Islandia, Inggris, dan Jepang, telah melakukan uji coba terhadap sistem empat hari kerja dengan hasil yang positif, seperti peningkatan kepuasan kerja dan produktivitas karyawan. Keberhasilan itu semakin memperkuat argumen bahwa jam kerja lebih pendek tidak selalu berarti hasil yang lebih sedikit.

Para pengamat menilai bahwa gagasan Marin menunjukkan arah baru dalam kebijakan sosial Eropa, di mana kesejahteraan manusia mulai menjadi prioritas sejajar dengan pertumbuhan ekonomi. Wacana ini juga mencerminkan perubahan nilai global: bahwa kesuksesan tidak lagi hanya diukur dari seberapa lama seseorang bekerja, tetapi juga dari seberapa baik mereka menikmati hidup.