Sorottajam.com - Ikan betutu dikenal sebagai salah satu ikan air tawar dengan harga paling mahal di Indonesia. Di sejumlah daerah, harganya bisa menembus ratusan ribu hingga jutaan rupiah per kilogram, terutama untuk ukuran besar.
Tak heran jika betutu kerap dijuluki sebagai ikan sultan. Namun, apa sebenarnya yang membuat ikan ini begitu bernilai?
Salah satu faktor utama mahalnya ikan betutu adalah pertumbuhannya yang sangat lambat. Untuk mencapai ukuran layak konsumsi, betutu membutuhkan waktu jauh lebih lama dibandingkan ikan air tawar lain seperti lele atau nila.
Proses ini membuat biaya perawatan menjadi tinggi, sementara hasil yang didapat tidak bisa cepat dipanen.
Selain itu, ikan betutu juga terkenal sulit dibudidayakan secara massal. Karakternya yang sensitif membuat tingkat kelangsungan hidupnya rendah, terutama pada fase awal pertumbuhan.
Hingga kini, pasokan betutu masih banyak bergantung pada tangkapan alam, sehingga jumlahnya terbatas dan tidak stabil.
Permintaan pasar yang tinggi turut mendorong harga betutu terus naik. Daging ikan ini terkenal tebal, lembut, dan gurih, dengan cita rasa khas yang digemari pecinta kuliner.
Di beberapa daerah, betutu juga dipercaya memiliki khasiat untuk membantu pemulihan kesehatan, terutama bagi orang yang baru menjalani operasi atau sedang dalam masa penyembuhan.
Faktor kelangkaan juga tak bisa diabaikan. Kerusakan habitat akibat pencemaran air dan perubahan lingkungan membuat populasi betutu di alam semakin berkurang. Ketika pasokan menipis sementara permintaan tetap tinggi, harga pun melambung.
Gabungan dari pertumbuhan yang lambat, sulitnya budidaya, pasokan terbatas, dan tingginya minat masyarakat menjadikan ikan betutu sebagai komoditas bernilai tinggi.
Bagi sebagian orang, betutu bukan sekadar lauk, melainkan simbol kualitas dan manfaat, yang membuat harganya sebanding dengan keistimewaannya.