Sorottajam.com - Seorang wartawan asal Tangerang Selatan, Deden Muhamad Rojani, mengalami kerugian hingga jutaan rupiah setelah ditipu pelaku yang memanfaatkan nama dan tampilan aplikasi Lalamove untuk meyakinkan calon korban.
Kasus bermula saat Deden hendak membeli mesin cuci dari seorang penjual di Facebook Marketplace. Transaksi disepakati senilai Rp1,8 juta, dengan kesepakatan pembayaran dilakukan setelah barang dijemput oleh kendaraan pengiriman yang dipesan pelaku. Namun, setelah menerima foto dan video mesin cuci yang seolah telah diambil oleh pengemudi Lalamove, pelaku justru mendesak agar Deden segera mentransfer uang agar mobil bisa “berangkat” ke alamat tujuan.
“Saya tertipu modus baru driver Lalamove. Pelaku kirim video, foto barang, bahkan tangkapan layar pesanan Lalamove lengkap dengan plat mobil D 8186 WG dan nama pengemudi ‘Ade Kurniawan’,” ungkap Deden, Minggu (26/10).
Deden menjelaskan, penipuan ini dilakukan oleh dua orang: satu berpura-pura sebagai penjual, satu lagi mengaku sebagai pengemudi aplikasi. Mereka juga mencantumkan alamat pengiriman di Jl. Bintara Cipta H.4 H No.67, Bintara, Bekasi Barat untuk menambah keyakinan.
Setelah korban percaya, pelaku meminta uang ditransfer ke beberapa rekening berbeda, di antaranya Bank Neo (5859457224542525 a.n. Suprihatin) dan DANA (085888711562 a.n. Nuraini). Setelah uang dikirim, komunikasi langsung terputus dan barang tidak pernah tiba.
“Nomor mereka tidak aktif lagi setelah saya transfer. Saya sadar tertipu,” ujar Deden.
Belum puas, Deden mencoba menelusuri lebih jauh dengan melakukan percobaan pembelian dari akun penjual lain di Marketplace. Hasilnya, ia menemukan pola yang sama: pelaku kembali mengirim bukti order Lalamove palsu, kali ini atas nama Muhammad Zalaludin, menggunakan mobil van plat B 9007 SCB dengan nomor kontak 0877-5900-3420, serta alamat pengambilan di sekitar Success Rent Store, Jl. Swadaya XII, Jakasampurna, Bekasi Barat.
“Untung saya curiga lebih dulu dan tidak jadi transfer. Polanya sama persis, hanya ganti nama dan kendaraan,” jelasnya.
Menurut Deden, ciri umum modus ini adalah harga barang yang jauh lebih murah dari pasaran, pelaku cepat meminta calon korban berpindah ke WhatsApp, kemudian menampilkan tangkapan layar order pengiriman dan plat kendaraan untuk menambah kepercayaan. Setelah itu, korban ditekan agar segera mentransfer sebelum barang benar-benar dikirim.
“Biasanya mereka pasang harga miring dan tampak meyakinkan. Saya yakin sudah banyak korban lain,” tegas Deden.
Deden berencana melaporkan kasus ini ke kepolisian dengan membawa bukti lengkap berupa tangkapan layar percakapan, bukti transfer, serta rekaman video call yang digunakan pelaku untuk meyakinkan korban.
“Saya akan buat laporan resmi agar bisa diusut. Semua bukti sudah saya siapkan,” katanya.
Ia pun mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati saat bertransaksi daring. Pembeli disarankan tidak mengirim uang ke rekening pribadi yang tidak terverifikasi, memeriksa kebenaran order langsung di aplikasi resmi, dan memilih metode pembayaran yang memberikan perlindungan konsumen.
“Kalau bisa, gunakan fitur pembayaran aman atau COD. Jangan mudah percaya dengan kiriman bukti order yang dikirim lewat chat,” tutupnya.